Yayasan Bali Samsara, yang berfokus pada pencegahan dan rehabilitasi NAPZA di Denpasar, memerlukan design website yang efektif untuk meningkatkan kesadaran dan komunikasi dengan masyarakat. Website yang sebelumnya ada menghadapi masalah navigasi, akses informasi yang sulit, dan fitur kontak tersembunyi. Untuk mengatasi ini, peneliti menggunakan metode Design Thinking, yang terdiri dari lima tahap: Empathize, Define, Ideate, Prototype, dan Test. Tahap Empathize melibatkan wawancara dengan ketua dan staf Yayasan untuk memahami kebutuhan pengguna. Define digunakan untuk menganalisis data dan membuat persona. Tahap Ideate menghasilkan user flow dan wireframe. Prototype dibuat berdasarkan hasil ideasi dan diuji melalui kuesioner berbasis teknik heuristic. Hasil pengujian menunjukkan bahwa prototype baru lebih mudah digunakan, memberikan informasi yang jelas, dan meningkatkan kesadaran tentang isu NAPZA. Kesimpulannya, penerapan Design Thinking berhasil meningkatkan kualitas dan fungsionalitas website Yayasan Bali Samsara, memudahkan akses informasi, dan memperkuat komunikasi dengan pengguna. Saran pengembangan lebih lanjut meliputi penambahan tombol "lapor" pada bagian program serta peningkatan desain keseluruhan untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Design website baru ini diharapkan dapat mendukung yayasan dalam mencapai tujuannya dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik.